Jumat, 25 Maret 2016

perbedaan phonetics & Phonology
     Linguistics adalah suatu bidang ilmu yang mengarah kepada study bahasa. Linguistics dapat di katakan sebagai aturan yang di gunakan dalam bahasa yang mengkaji semua wujud dan aturan-aturan dalam berbahasa, yang mana linguistics atau ilmu bahasa tersebut tidaklah tertumpu kepada satu bahasa saja, akan tetapi berbagai macam ragam seni berbahasa di dunia ini. nah pada pembahasan kali saya menjelaskan apa itu phonetics dan phonology yang merupakan salah satu cabang dari linguistics.
 
Menurut Hartmann & F. C. Stork, M.A, Ph. D, in Dictionary of Language and Linguistics:
Phonology
      The study of speech sounds of a given language and their function within the sound system of that language
Phonetics
       The study of speech processes, including the anatomy, neurology, and pathology of speech, the articulation, classification and perception of speech sounds
Apa perbedaan antara Phonology dengan Phonetics?
           Kalau Phonetics, ilmu yang menyelidiki bagaimana bunyi dihasilkan oleh mulut, nasal (bunyi sengau), tenggorokan, dan lain sebagainya. Jadi lebih ke mempelajari audible sounds, dan tidak ada hubungannya dengan the meaning of the sounds produced (makna dari bunyi yang dihasilkan).
        Nah, kalau Phonology, ilmu yang mempelajari baik bunyi maupun maknanya. Jadi Phonology ini 'menjelajah' perbedaan ketika suatu bunyi dihasilkan dan bagaimana bila bunyi tersebut dihasilkan sedikit berbeda maka akan mengubah makna dari bunyi tersebut. Misalnya kata "sin" dan "seen", keduanya dilafalkan berbeda, dan tentu maknanya pun berbeda.
           Ada beberapa istilah lain yang berkaitan dengan fonologi, antara lain: fona, fonem, vokal, dan konsonan. Fona adalah bunyi ujaran yang bersifat netral atau masih belum terbukti membedakan arti, sedangkan fonem adalah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti.
         Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Dalam bahasa, khususnya bahasa Indonesia, terdapat huruf vokal. Huruf vokal merupakan huruf-huruf yang dapat berdiri tunggal dan menghasilkan bunyi sendiri. Huruf vokal terdiri atas: a, i, u, e, dan o. Huruf vokal sering pula disebut huruf hidup.
             Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan rintangan adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator. Terdapat pula istilah huruf konsonan, yaitu huruf-huruf yang tidak dapat berdiri tunggal dan membutuhkan keberadaan huruf vokal untuk menghasilkan bunyi. Huruf konsonan terdiri atas: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf konsonan sering pula disebut sebagai huruf mati.
            Ketika kita melihat kamus, tentu untuk mengetahui bagaimana cara membaca kata-kata yang kita cari kan, dan disana ada caranya, yaitu dari simbol di sebelah kata yang kita cari. Nah, simbol-simbol itu disebut Phonetics Symbols.
          Dalam membaca simbol, kita harus tahu dulu apa saja simbol-simbolnya, dan bagaimana cara membacanya. Simbol-simbol itu disebut: Vowels (Seperti vokal dalam bahasa Indonesia), Diphthongs, dan Consonants (Yah, sama seperti konsonan dalam bahasa Indonesia).
English Vowels
sumber gambar: http://www.mnsu.edu/comdis/phonetics/phonetics.html
Bacanya dari atas ke bawah dimulai dari depan yah.
/i:/ pada kata "seen" /si:n/, dibaca panjang, dan bukan merupakan rounded vowel (vowel yang dibunyikan dengan bibir membulat seperti manyun)
/i/ pada kata "sin" /sin/, dibaca pendek, berbeda dengan "seen" yang dibaca panjang. Keduanya yang dibunyikan berbeda, memiliki makna yang berbeda. /i/ juga bukan merupakan rounded vowel.
/e/ pada kata "said" /sed/, dibaca pendek. Jarang sekali dan saya hampir tidak menemukan vowel /e/ yang dibunyikan panjang. Vowel ini juga bukan merupakan rounded vowel.
/æ/ pada kata "sad" /sæd/ dibaca pendek, dan sangat berbeda dengan /e/. Vowel ini juga bukan merupakan rounded vowel.
Bagian tengah juga dibaca dari atas yah 
/ə/ dan /ə:/ keduanya disebut central vowels. Yang membedakan mereka hanya panjang dan pendeknya saja. Misal /ə/ pada kata "an" /ən/, dan /ə:/ pada kata "earn" /ə:n/. Keduanya juga bukan merupakan rounded vowels.  
/ʌ/ pada kata "but" /bʌt/. Ini juga dibaca pendek, dan bukan merupakan rounded vowels.
/a:/ pada kata "park" /pa:k/ dibaca panjang, karena ini kamus Oxford, secara keseluruhan semua dibaca sesuai dengan British English yang menyamarkan pelafalan 'r' pada suatu kata tertentu. Vowel ini juga bukan merupakan rounded vowels ya.

Bagian paling kanan juga dibaca dari atas ya :)

/u:/ pada kata "room" /ru:m/ dibaca panjang, dan merupakan rounded vowels karena dibunyikan dengan mulut membulat.
/u/ pada kata "book" /buk/ dibaca pendek, dan merupakan rounded vowels karena dibunyikan dengan mulut membulat.
/ɔ/ pada kata "rob" /rɔb/ dibaca pendek, dan merupakan rounded vowels karena dibunyikan dengan mulut membulat.
/ɔ:/ pada kata "Lord" /lɔ:d/ dibaca panjang, dan merupakan rounded vowels karena dibunyikan dengan mulut membulat.
/ɒ/ pada kata "got" /gɒt/ dibaca pendek, dan bukan merupakan rounded vowels, walaupun bentuknya yang agak bulat, tetapi kata "got" disini tidak dibaca o bila memakai vowel ini. Namun lebih ke "ah" yaitu a yang pendek.
Sebenarnya pada mata kuliah ini, kami diwajibkan menghafal definisi masing-masing vowel dengan cara membaca dari samping ke atas. Misalnya pada vowel /i:/ definisinya seperti ini: /i:/ is an upper high front unrounded vowel.
 Lalu /i/ is a lower high front unrounded vowel, dan seterusnya.
Namun saya tidak akan membahasnya, karena selain panjang, seperti yang sudah saya katakan, saya akan berbagi ilmu mengenai hal-hal yang akan kita temukan dalam bahasa Inggris. Yah, karena sudah banyak website-website yang menerangkan secara detail.
a
Belajar bahasa Inggris itu sebenarnya sulit tidak sulit. Kadang bisa menjadi mudah bila kita giat mempelajarinya, dan kadang bisa menjadi sulit bila kita meremehkannya.
See you next time... ^-^

Pengertian Morfologi Linguistik dari Ahlinya

Apa itu Morfologi? Secara etimologi, Morfologi berasal dari kata morf yang artinya bentuk dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi morfologi adalah ilmu tentang bentuk. Hal ini tidak mengherankan karena istilah morfologi tidak hanya terdapat pada Linguistik saja, melainkan terdapat juga pada biologi dan Geologi. Namun dalam pembahasan ini, kita tidak akan menyangkut morfologi pada bidang selain linguistik.





      Menurut Matthew dalam Surono(2015:1), Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari bentuk-bentuk kata dalam penggunaan dan konstruksi yang berbeda-beda. Objek kajian  dalam morfologi adalah kata dan morfem.  Kata dalam morfologi merupakan satuan terbesar yang dihasilkan dari salah satu proses morfologi(Chaer, 2008:5). Sedangkan morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Sebuah kata pasti terdiri dari setidaknya satu morfem. Tetapi sebuah morfem belum tentu adalah sebuah kata. Simpulannya, Morfologi ialah cabang linguistik yang mempelajari tentang bentuk dan pembentukan kata.
      Dalam morfologi terdapat istilah morfem, morf, dan alomorf.  Menurut Chaer dalam bukunya Morfologi bahasa Indonesia(Pendekatan Proses), Morfem adalah satuan Gramatikal terkecil yang memiliki makna(Chaer, 2008:13). Satuan gramatikal terkecil di sini berarti tidak dapat dibagi lagi tanpa merusak maknanya. Misalnya kata menari dapat dipisah menjadi dua morfem yaitu {me-} dan {tari} yang keduanya memiliki makna masing-masing. Tetapi morfem {me-} atau {tari} tidak dapat dipisah lagi, karena akan merusak maknanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa morfem bisa berupa kata dasar, atau sebuah afiks. Kemudian alomorf merupakan wujud konkret atau realisasi dari morfem. Artinya apa? Jadi Alomorf merealisasikan morfem sesuai unsur leksikalnya1, misalnya morfem {buku} direalisasikan menjadi buku. Kebanyakan morfem direalisasikan dengan satu alomorf, tetapi ada juga yang tidak. Misalanya afiks {ber-} memiliki tiga alomorf yaitu ber-, be-, bel-. Contoh ber- + teman = berteman, ber-+ kerja = bekerja, dan ber- + ajar = belajar. Yang terakhir adalah morf. Dalam morfologi morf memiliki wujud sama seperti alomorf yang merupakan mujud konkret dari morfem, bedanya morf ini belum memiliki status yang jelas apakah sebagai morfem atau alomorf. Contoh huruf {i} pada {kenai}, merupakan sebuah morf.
1 Leksikal adalah makna yang berdasarkan kamus
Daftar Pustaka 
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Penerbit Rineka Jaya.
Surono. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia Pembelajaran tentang Seluk Beluk Kata. Semarang : Jurusan Sastra Indonesi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro